Deni

January 5th, 2010

Tugas Kelompok 3

Posted by deni in Knowledge Management Case
  1. Bagaimana keberhasilan organizational learning dan networking dalam menunjang atau hasil dari implementasi KM di organisasi.
    Keberhasilan penerapan organizational learning dan networking dalam menunjang atau hasil dari implementasi KM di Boeing bisa dikatakan cukup baik. Ini dapat terlihat dari budaya knowledge sharing yang terlaksana dengan baik, terutama pada proyek 777. Pimpinan Boeing selalu memotivasi para karyawannya dari semua tingkatan agar berani berbicara, menyampaikan pendapat atau saran, serta ikut berperan dalam pengambilan keputusan sehingga tercipta proses organizational learning pada setiap karyawan. Cara ini merupakan salah satu kunci sukses Boeing pada proyek 777.
    Keberhasilan networking dalam menunjang implementasi KM di Boeing juga diperlihatkan pada proyek 777. Pesawat 777 adalah pesawat Boeing pertama yang dirancang seluruhnya secara terkomputerisasi melalui sistem Catia yang menghubungkan antar anggota tim proyek. Dalam Program 777, dua belas perusahaan yang berlokasi di 10 negara, dan 18 perusahaan amerika yang berlokasi di 12 negara bagian, dikontrak oleh Boeing untuk membantu produksi 777. Dalam pelaksanaan Knowledge Acquisition tersebut, dukungan infrastruktur networking terimplementasi dengan cukup baik sehingga mampu membantu kelancaran proyek 777 dengan maksimal. (more…)
January 3rd, 2010

Tugas Kelompok 2

Posted by deni in Knowledge Management Case

1. Knowledge Yang Penting Bagi Perusahaan dan Dasarnya.

Beberapa knowledge yang penting bagi Boeing adalah:

  1. Perancangan pesawat komersial yang lebih memenuhi kebutuhan dan selera pelanggan dibanding rancangan pabrikan lain (termasuk Airbus, pesaingnya dalam permainan duopoli industri pesawat).
  2. Strategi-strategi dalam menjalankan bisnis inti yang sehat, kekuatan leverage (kemampuan melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya yang lebih sedikit) terhadap produk dan jasa baru serta membuka wilayah/pasar yang baru serta potensial.
  3. Penerapan budaya Sharing Knowledge dan peran serta karyawan dalam pengambilan keputusan di lingkungan perusahaan yang terintegrasi melalui proyek Boeing 777.

2. Aspek Pengaruh Lintas Budaya Dalam Perusahaan.

Setelah Boeing mengakuisisi McDonnell-Douglas pada tahun 1997 menjadikan Boeing sebagai perusahaan manufaktur pesawat terbang sipil komersial terbesar di dunia mengalahkan rival utamanya dalam industri sejenis yaitu Airbus.
Dalam hal tersebut tidak terdapat pengaruh lintas budaya dikarenakan baik Boeing maupun McDonnell-Douglass berasal dari negara yang sama yaitu Amerika Serikat dan tentu saja McDonnell-Douglass yang beradaptasi dengan budaya kerja Boeing dikarenakan McDonnell-Douglass di beli oleh Boeing bukan merger dengan Boeing sehingga Boeing memegang peran besar dalam pengaturan perusahaan dan manajerialnya.
Sharing KM dalam Boeing di mulai dengan memberdayakan para karyawan Boeing untuk turut serta berperan menyumbangkan kontribusinya dalam membangun mega proyek 777 dan pada akhirnya kontribusi mereka berhasil dengan luar biasa yang dapat dilihat dari revenue penjualan Boeing 777 mengalahkan rival sejawat Boeing yaitu Airbus.

January 3rd, 2010

Tugas Kelompok 1

Posted by deni in Knowledge Management Case

1.    Latar Belakang Perusahaan Pesawat Terbang Boeing.

Pembuatan pesawat komersial merupakan industri beresiko yang sangat besar dimana kegagalan tidak termasuk dalam pengecualian. Jumlah pembuat pesawat jet komersial yang semula ada 4 pada awal tahun 1980 (Boeing, McDonnell Douglass, Airbus dan Lockheed) berkurang menjadi 2 yaitu Boeing dan Airbus yang memainkan duopoli dalam pembuat pesawat jet komersial.

Sejarah perusahaan Boeing dapat dibagi menjadi dua periode berbeda yaitu era piston dan the let age. Pada era piston, Boeing memproduksi pesawat-pesawat militer/tempur yang digunakan pada tahun 1920-an dan 1930-an dan pesawat pembom selama perang dunia II. Selama jet age yang dimulai sejak tahun 1950-an Boeing telah menjelma menjadi produsen pesawat komersial terbesar di dunia.

Visi Boeing untuk tahun 2016 adalah “People working together as one global company for Aerospace leadership” yang dapat diartikan sebagai tempat orang-orang untuk bekerja sama dalam sebuah perusahaan global untuk memimpin dunia penerbangan. Untuk mencapai visi tersebut, Boeing memiliki strategi-strategi yaitu menjalankan bisnis inti yang sehat, kekuatan leverage (kemampuan melakukan lebih banyak hal dengan sumber daya yang lebih sedikit) terhadap produk dan jasa baru serta membuka wilayah/pasar yang baru serta potensial.

Jet pertama yang diproduksi Boeing adalah 707 dibuat pada tahun 1958 yang merupakan terobosan besar dalam sejarah penerbangan komersial. Dengan bantuan dari pemerintah dalam pengembangan Boeing 707 diproduksi menjadi 2 jenis pesawat jet yaitu untuk kepentingan militer dan penerbangan komersial. Produksi 707 menguntungkan bagi Boeing dan hal tersebut dijadikan landasan dalam memeprtahankan model jet berlorong tunggal sempit berikutnya yaitu 727 dan 757.

Boeing 747 diperkenalkan pada tahun 1970. Perkembangan 747 dipertaruhkan oleh Boeing dengan menginvestasikan hampir seluruh total kekayaan Boeing dalam proyek 747 tersebut. Hal ini menjadikan Boeing berada di ambang kebangkrutan. Boeing melakukan penghematan dalam rangka menanggulangi resesi yang dibarengi dengan inefisiensi produk dan meningkatnya jumlah biaya.

Dalam jangka panjang, investasi besar-besaran Boeing terhadap 747-nya ternyata menuai keuntungan yang luar biasa dan memaksa pesaingnya yaitu Lockheed dan McDonnel Douglass tertinggal jauh dibelakang dan mulai keluar dari pasar.

(more…)

Next Page »
  • Monthly

  • Blogroll

  • Meta

    • Subscribe to RSS feed
    • The latest comments to all posts in RSS
    • Subscribe to Atom feed
    • Powered by WordPress; state-of-the-art semantic personal publishing platform.
    • Firefox - Rediscover the web