Deni

December 6th, 2009

Case 5 : MTV: Apakah Masih Ada?

Posted by deni in Knowledge Management Case

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/11/28/1953396/mtv.apakah.masih.ada

Beberapa dari Anda mungkin adalah bagian dari MTV generation. Sebuah label generasi untuk orang yang lahir antara tahun 1975-1986, yang masa remaja atau pendewasaannya cenderung dipengaruhi oleh budaya pop yang disiarkan oleh MTV yang muncul pada tahun 1981.
Generasi ini merupakan saksi hidup yang melihat perkembangan teknologi di akhir 1980an dan sepanjang dekade 1990an mulai dari TV satelit, pager, komputer, video game, internet, dan kemudian handphone. Bisa dibilang generasi ini pada umumnya cenderung technology savvy.

Generasi ini memiliki apresiasi tinggi terhadap musik, film, fashion dan tren lainnya yang berkembang di era tersebut. Bisa dibilang nilai-nilai psikografis, gaya-hidup, perspektif pemikiran, dan attitude mereka dibentuk oleh apa yang ditonton di MTV ketika mereka beranjak dewasa.
Hari-hari di masa remaja mereka lewati dengan menonton idola mereka di channel tersebut mulai dari video jockey (VJs) sampai artis yang beken saat itu mulai dari yang ngepop seperti Cindy Lauper, Prince, Madonna sampai yang metal seperti Metallica dan Guns N Roses.

(more…)

November 30th, 2009

Case 4 : Cerita Ducati Melakukan Pendekatan Komunal

Posted by deni in Knowledge Management Case

Diringkas dari sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/10/15/10202022/cerita.ducati.melakukan.pendekatan.komunal

Sebelum tahun 1996, Ducati, produsen sepeda motor premium asal Bologna, Italia, sempat mengalami masalah serius. Penjualan terus digerogoti oleh kompetitor, terutama produsen dari Jepang, Eropa dan Amerika. Ditambah lagi karena kesulitan cash flow, banyak supplier yang tidak bisa dibayar. Pengiriman barang ke konsumen tersendat bahkan sampai tidak mampu lagi untuk dilaksanakan. Kualitas produk juga terus memudar. Di masa itu, bisnis memang sangat susah sehingga pemiliknya harus melego assetnya ke Texas Pacific Group (TPG), perusahaan private equity dari Amerika.

Setelah masuk mengambil alih Ducati, TPG langsung menaruh bekas konsultan McKinsey, Frederico Minoli, untuk posisi CEO yang bertugas untuk melakukan gebrakan turnaround di perusahaan. Langkah yang dilakukan setelah tahun 1996, bisa dilihat dari beberapa aspek namun dari kesemua yang dilakukan, mulai dari perluasan portofolio, pemangkasan jaringan distribusi, dan aktivitas branding yang dilakukan, satu yang menjadi benang merah adalah orientasinya yang komunal.

Minoli ketika itu bertujuan untuk mengambil kembali konsumen yang lari ke pesaing dan sekaligus memperbesar basis konsumen yang ada. Bagaimana caranya? Menggunakan basis pelanggan (Minoli menyebutnya ’fans’) yang ada yang terbukti loyal dan mengkomunitaskan mereka kedalam sebuah wadah yang dinamakan Ducatisti.

(more…)

November 20th, 2009

Case 3 : Memiliki Tujuan yang Jelas Dalam Tindakan

Posted by deni in Knowledge Management Case

Diringkas dari sumber : http://bisnis2121.com/2008/content/view/160/

Hiroshi Okuda, pemimpin Toyota dan timnya merupakan contoh organisasi yang memperlihatkan prinsip memiliki tujuan yang jelas. Bagi mereka, tujuan mereka yang jelas adalah melayani dunia dengan mobil yang berkualitas tinggi dan nilai baik yang membutuhkan perawatan minimal. Penciptaan nilai ekonomis Toyota tiada bandingnya dalam industri mi.

Organisasi inii telah mempertahankan pangsa pasarnya selama dua puluh tahun, walaupun banyak upaya pesaing untuk mengikisnya, karena kemampuannya untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan konsumennya. Salah satu faktor penentu keberhasilan mereka adalah kembali ke hal-hal mendasar. Toyota secara terus menerus menyempurnakan sistem baru berjalan yang ditemukan pertama kali oleh Henry Ford dengan maksud untuk menghilangkan pemborosan pada setiap titik di jalur perakitan, mengembangkan rantai penyediaan tepat waktu (just-in-time supply chains), dan menjaga biaya lebih rendah dan harga yang mau dibayar oleh konsumen.
Untuk memperluas keberadaan mereka secara global dan mempertahankan riset dan pengembangan, membayar dividen dan pengeluaran tahunan, mereka mempertahankan cadangan sebesar 20 miliar dolar. Analis berspekulasi bahwa dengan perang seperti ini perusahaan chest semacam BMW dapat saja menjadi sasaran. Namun Toyota tidak memiliki keinginan untuk meningkatkan jangkauan global mereka melalui akuisisi sepenti yang dilakukan oleh Ford terhadap Volvo, Land Rover dan Mazda, dan sepenti yang dilakukan GM membeli Saab dan saham di Fiat Auto, Suzuki dan Isuzu.

(more…)

« Previous PageNext Page »
  • Monthly

  • Blogroll

  • Meta

    • Subscribe to RSS feed
    • The latest comments to all posts in RSS
    • Subscribe to Atom feed
    • Powered by WordPress; state-of-the-art semantic personal publishing platform.
    • Firefox - Rediscover the web